23 Nopember 2007 Pukul 09:00
CILACAP (RP)- Muklas alias Ali Gufron, terpidana bom Bali I yang sekarang mendekam di Lapas Batu, Nusakambangan tak gentar sedikitpun dengan hukuman mati yang akan dijatuhkan padanya. Bahkan ia meminta agar eksekusi mati itu cepat dilaksanakan dan tidak ditunda-tunda.
‘’Sekarang yang berkuasa, kan SBY. Jadi, kalau SBY bilang eksekusi, pasti itu akan dilaksanakan. Namun, saya yakin, meskipun saya dieksekusi, perjuangan menegakkan Islam tidak akan mati,’’ katanya, Kamis (22/11) saat dikunjungi istri dan enam anaknya.
Muklas juga menyatakan tidak habis pikir terhadap orang yang meminta agar eksekusi ditunda dengan alasan kalau dirinya dieksekusi nanti dianggap pahlawan. ‘’Saya tidak ingin dianggap pahlawan. Haram bagi saya dikubur di makam pahlawan yang dihuni oleh orang-orang kafir,’’ jelasnya.
Rekannya, Imam Samudra yang diwawancarai di tempat berbeda juga menyatakan tidak menyesal menjadi pelaku bom Bali. Sebab, menurut dia, saat itu dirinya melihat kemaksiatan yang terlihat nyata di Pulau Bali. Namun, dia menyesalkan mengapa saat itu ada Muslim yang ikut menjadi korban.
‘’Kalau ngebom-nya, saya tidak menyesal. Yang saya sesalkan, mengapa ada Muslim ikut terbunuh,’’ katanya.
Bahkan, lelaki yang mahir berbahasa Inggris itu mengaku tidak mengira bahwa dampak ledakan bom yang dirakitnya akan sebesar itu. ‘’Saya percaya, itu kehendak Allah. Sebab, kalau dihitung secara matematis, tidak akan sedahsyat itu,’’ katanya, lantas tersenyum.
Saat wartawan mencecar pertanyaan terkait banyaknya ulama yang mengatakan bahwa jihad yang dilakukan kelompoknya adalah salah dan keliru, Imam Samudra cepat-cepat membantah. Menurut dia, masalah jihad tentu ada versi masing-masing. Jadi. tindakannya tidak bisa disalahkan.
Bahkan, dia mengklaim bahwa jihad yang dilakukan merupakan satu-satunya jihad yang murni untuk menegakkan syariat Islam. Tak hanya itu, dia juga mengecam pemberitaan-pemberitaan yang dinilai tidak seimbang dan mengopinikan bahwa tindakannya salah.
Buat Surat Wasiat
Muklas juga membuat wasiat untuk putra putrinya. Pria asal Tenggulun, Lamongan itu menulis surat wasiat tersebut di hadapan istrinya. Intinya, ia meminta istri dan anak-anaknya selalu berpegang teguh kepada ajaran Islam yang benar, yang datang dari Allah SWT dan rasulnya.
Surat wasiat tulisan tangan Muklas yang berisi 13 item itu dibacakan di hadapan wartawan. Sebagian besar isinya ditujukan kepada istri, anak, dan keluarganya.
Yang paling tegas, Muklas melarang anak dan keturunannya menjadi polisi, TNI, dan PNS. Sebab, menurut pendapat dia, gaji yang diperoleh adalah haram sebagaimana menurut pendapat ulama yang diikutinya.(yan/amu/jpnn)