Saudara-saudaraku –semoga Allah merahmatimu-, tinggal beberapa hari lagi, bulan yang penuh dengan berkah akan datang menjumpai kita, bulan yang penuh hikmah akan bertandang ke seluruh penjuru pelosok dunia kaum muslimin, bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu dan dielu-elukan kehadirannya oleh segenap kaum muslimin…
Iya, bulan dimana pintu-pintu syurga dibuka lebar-lebar, pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat dan setan-setan dibelenggu. Maka berbahagialah wahai saudara-saudaraku, berbahagialah anda yang masih diperkenankan oleh sang Khaliq yang Maha Rahman lagi Rahim bersua dengan bulan ini, dimana di dalamnya penuh dengan rahmat, maghfirah dan berkah.
Saudara-saudaraku, banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (jelas) dalam kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk Taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah Azza wa Jalla dan menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman Allah Ta’ala:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Puasa itu dilaksanakan pada beberapa hari tertentu. Siapa saja yang sakit atau bepergian lalu tidak berpuasa, hendaklah ia menggantinya pada hari-hari lain. Bagi orang-orang yang tidak kuat berpuasa, maka mereka wajib membayar fidyah. Fidyah adalah memberi makan kepada seorang miskin. Siapa saja yang dengan suka rela membayar fidyah lebih banyak, maka hal itu lebih baik bagi dirinya. Jika kalian mengetahui keutamaan berpuasa, maka kalian berpuasa ketika dalam perjalanan itu lebih baik bagi kalian daripada tidak berpuasa. (QS Al-Baqarah (2) : 184)
Saudaraku, Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barakah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan sebagaimana penjelasan berikut:
1. Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an.
Ramadhan adalah bulan dimana Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, pembimbing kepada jalan yang lurus, yang diturunkan pada malam Lailatul Qodar, yaitu satu malam di bulan Ramadhan pada 10 hari terakhir, Allah berfirman yang artinya :
“Bulan Ramadhan itulah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan menjadi keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan membedakan antara yang hak dan yang bathil. Maka barang siapa diantara kamu melihat bulan itu hendaklah ia berpuasa.” (Surat Al-Baqoroh :185)
2. Dibelenggunya syaithan, ditutupnya pintu-pintu neraka dan di bukanya pintu-pintu surga.
Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan Ashfad, mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan puasa, hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur’an serta seluruh ibadah yang mengatur dan membersihkan jiwa,
Allah berfirman (yang artinya) : “Telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang dahulu sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa.” (Surat Al-Baqoroh :183).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda (yang artinya) : “Jika datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu syurga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah syaithan”. (HR Bukhori (4/97) dan Muslim (1079))
3. Malam Lailatul Qodar
Engkau telah tahu wahai hamba mukmin, bahwa Allah Ta’ala memilih bulan Ramadhan karena diturunkan padanya Al-Qur’an Karim, dan padanya terdapat satu malam yang beribadah di dalamnya lebih baik daripada seribu bulan. Maka sungguh merupakan kebangkrutan yang nyata bagi siapa-siapa yang melalaikan malam-malam di bulan ramadhan terutama sepuluh malam terakhir dengan hal-hal yang tak bermanfaat baginya sedikitpun.
Saudaraku, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam juga telah banyak menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka, Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengkhususkan satu pintu syurga untuk orang yang puasa, puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung, Inilah diantara keutamaan puasa sebagaimana telah diterangkan oleh Nabi kita tercinta Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
1. Puasa adalah perisai
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyuruh orang yang sudah tidak kuat menahan syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai benteng bagi syahwat ini, Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Wahai sekalian para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu menikah hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan (pemutus syahwat) baginya” (HR. Bukhori (4/106) dan Muslim (no. 1400) dari Ibnu Mas’ud)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa syurga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat yang menyenangkan, jika telah jelas demikian -wahai saudaraku – sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, menumpulkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi pelakunya dari siksa neraka, oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.
Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “Tidaklah ada seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” HR. (Bukhori (6/35) dan Muslim (1153) dari Abu Sa’id AlKhudri, ini adalah lafadh Muslim. Sabda Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam : 70 musim yakni : perjalanan 70 tahun demikian dikatakan dalam Fathul Bari (6/48))
2. Puasa memasukan seorang hamba ke dalam syurga.
Engkau telah tahu wahai hamba Allah yang taat, mudah-mudahan Allah memberimu taufik untuk ketaatan kepada-Nya, menguatkanmu dengan semangat dari-Nya, bahwa puasa menjauhkan orang yang mengamalkannya dari neraka. Jika demikian berarti puasa mendekatkan ke syurga.
Dari Abi Umamah radhiallahu ‘anhu : Aku berkata : “Ya Rasulullahu tunjukkan padaku amalan yang bisa memasukanku ke syurga; beliau menjawab: Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu.” (HR Nasa’I (4/165), Ibnu Hibban (hal. 232 Mawarid) dan Al-Hakim (1/421))
3. Orang puasa yang diberi pahala yang tidak terhitung
4. Orang yang berpuasa punya dua kegembiraan
5. Bau mulutnya orang yang puasa lebih wangi dari baunya misk
Dalil ketiganya adalah hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa (Yakni : baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tak terbatas), karena puasa itu untuk Aku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang kalian sedang puasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, ucapkankanlah : Sesungguhnya aku sedang berpuasa, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak misk (kesturi), dan bagi orang yang puasa padanya dua kegembiraan, jika berbuka ia gembira dengan berbukanya dan jika bertemu dengan Rabbnya, ia gembira karena puasanya.” (HR. Bukhri (4/88), Muslim (no. 1151) ini lafadz Bukhori)
6. Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada ahlinya :
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya) : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat, puasa akan berkata : Wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat, berilah dia syafaat karenaku, Al-Qur’an pun berkata : Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, berilah dia syafaat. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : maka keduanya memberi syafaat.” (Ahmad (no.6626), Hakim (1/554), Abu Nu’aim (8/161))
7. Puasa merupakan kafarat (Pelebur dosa).
Diantara keistimewaan puasa, yang tidak ada dalam amalan lain adalah, Allah menjadikannya sebagai kafarat bagi orang yang berpuasa dan bersedekah, sebagaimana dalam hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu, berkata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “Fitnah pria dari keluarga (istri), harta dan tetangganya, bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan shodaqoh.” (HR. Bukhori (2/7) dan Muslim (144))
8. Pintu Rayyan bagi orang yang puasa.
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallihu ‘anhu, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya: “Sesungguhnya dalam syurga ada satu pintu yang disebut dengan rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. jika telah masuk orang terakhir yang puasa ditutuplah pintu tersebut, barang siapa yang masuk akan minum, dan barang siapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya. “ (HR. Bukhori (4/95) dan Muslim (1152))
Maka, bersegeralah wahai hamba Allah, menyambut bulan yang penuh dengan makna ini, bersegeralah menuju ke keridhaan dan maghfirah-Nya, dan jadilah engkau hamba-hambanya yang baru lagi suci… Janganlah kau menjadi hamba-hambanya yang merugi, yang tak bisa merasakan lezatnya berada di bulan ramadhan!!!
Maraji’/Referensi : Sifat Puasa Nabi karya Syaikh Ali Hasan dan Syaikh Salim al-Hilali.