Mahligai Cinta

Suatu hari datang seorang ibu,
ingin beliau kenalkan ku pada gurunya,
guru yang sudah banyak mengajarkan ia banyak hal,
entah berapa lama beliau sudah berguru…

Ibu itu berkata pada ku,
Nak, ibu punya guru,
dia mengajari ibu banyak hal,
dia juga butuh pendamping agar sempurna Imannya…

Entah ketika itu apa yang ada dalam pikiran ini,
entah itu jawaban dari do’a-do’a ku,
ataukah hanya kebetulan saja ibu itu mengenalkan dia padaku,
atau memang jawaban dari do’a ku yang selalu kupinta pada-Nya…

Hari itu janjian pertemuaan tidak terjadi,
dan kufikir, ahh.. sudahlah,
tak kejadian mungkin, bukan waktunya,
tapi yang kuyakini pasti di lain waktu kan bertemu…

berjalannya waktu,
ketika itu bulan Ramadhan,
bulan indah nan barakah,
dia hadir kembali, tapi hadirnya tak disengaja…

tak disengaja karna tak terencana seperti sebelumnya,
dia hadir kerena ikatan pertemanan yang sama,
istri dari temen ku dan temannya sama-sama berteman,
disitu awal mula dari Mahligai Cinta ini…

Ya Rabbana… Engkau Maha adil,
Engkau Maha Tahu akan segala isi hati ini,
Engkau juga yang Maha Membolak balikkan hati,
Kau berikan jalan untuk mengenalinya begitu indah,
Bahkan aku pun tak tau ia lah tulang rusukku yang hilang…

Terjalinlah komunikasi perkenalan,
Terbangun pula rasa cinta,
bulan Dzul Qa’dah, menjadi saksi cinta ini,
Alhmdulillah ya Rabbana…

Rabbi, jadikan Mahligai Cinta ini berkekalan,
berkekalan hingga di Syurga Firdaus-Mu,
Rahmati kami, berkahi kami,
jauhkan kami dari kemaksiatan pada-Mu,
Bimbinglah kami menjalankan bahtera Mahligai Cinta ini,
seperti yang telah Engkau ajarkan pada baginda Rasul Mulia,
Muhammad Shallalahu ‘alaihi wasallam…

Karuniakan kami keturunan yang Shalih dan Shalihah,
agar mereka dapat beribadah dan ta’at akan perintah-Mu,

Ya Allah.. Yang Maha akan segalannya…

Madinah, Sya’ban 1439
untukmu, tulang rusukku…

‘Aisyah – Ma’isyah (Rumus Ekonomi Nikah)

Hari ini ada bahasan menarik dari pakar perencanaan keuangan syar’i, mas Ahmad Gozali di twitter beliau. Saya coba kumpulkan menjadi satu halaman disini, semoga bermanfaat.

*****

Oke kita mulai Aisyah & Maisyah ya…. tagnya #AiMa ya

Aisyah adlh istri Rasulullah SAW yg paling sering dibahas dlm sejarah. Aisyah adlh icon istri idaman para lelaki bujangan. #AiMa

Maisyah artinya sumber nafkah… api pembakar tungku di dapur, bensin penggerak mesin rumah tangga, perannya kecil tapi penting.#AiMa

Aisyah & Maisyah adalah 2 hal yg menjadi faktor tarik-ulur para pemuda di penghujung masa lajangnya….. #AiMa

Lanjutkan membaca ‘Aisyah – Ma’isyah (Rumus Ekonomi Nikah)

Si Pencari Cinta

Alkisah di suatu zaman, hidup seorang lelaki yang mencari cinta, namanya Arjuna. Saking ngebetnya, gunung tertinggi didaki, isi bumi dijelajahi, lautan pun diarungi, cuma untuk mencari tempat berlabuh, yaitu wanita. Gilee beneer… Nih Arjuna, kagak peduli gunung, bumi, lautan, alam semesta ini punya siapa, maen grasak-grusuk aja! Di setiap tempat Arjuna berkata, “Wahai wanita, cintailah aku.” Ih… nih anak, malu-maluin ya! Masa’ sih sampe’ gitu-gitu banget, ya…namanya juga pencari cinta bo!

Di kisah yang lain, seorang laki-laki yang bernama Ibrahim pun mencari cinta. Saat malam mulai menyapa alam, tampak sebuah bintang, tak lama kemudian sang bintang pun tenggelam. “Aku tak menyukai yang tenggelam,” kata Ibrahim. Beberapa saat kemudian, terbitlah sang rembulan, bersinar indah penuh kelembutan. Namun, bulan pun hanya sesaat, tersipu malu dengan keindahannya. Semburat cahaya subuh pun menyeruak kegelapan, kokok ayam jantan membelah tetesan embun pagi, tak lama keperkasaan mentari mewayungi jagat raya ini, “Inikah dia yang kucari?” tanya beliau pula. Bukan…bukan itu, karena mentari pun bersujud, lalu merunduk sembunyi.

Ikhwah fillah rahimakumullah…

Kisah di atas adalah ilustrasi dari 2 manusia si pencari cinta. Di dunia ini, betapa banyak orang-orang yang mencari cinta. Namun jelas ada bedanya disini, antara laki-laki yang bernama Arjuna dengan Ibrahim a.s., yang namanya termaktub indah di lembaran suci Al Qur’an. Arjuna mencari cintanya tanpa tedeng aling-aling, gak peduli sana-sini, jumpalitan, cuma mencari cinta wanita. Emangnya salah si Arjuna, karena mencari cinta? Ih…jangan protes dulu dong, emang sih fitrah manusia itu ya pasti merasakan cinta [QS Al Imran: 14]. Tapi apa iya harus seperti itu? Masa’ sih akal, nalar dan fikiran sampe’ gak jalan, bahkan hingga melebihi cinta-Nya! Waduh…

Padahal banyak kisah cinta sejati di dunia ini lho, salah satunya adalah cinta Ibrahim yang tak pernah pudar, setelah ia mengenal dan mengetahui siapa yang patut menerima cintanya. Beliau mengenal, dan kemudian sayang, lantas jatuh hati kepada Sang Pencipta. Karena itu yang dicintai pun berkenan menyambut cintanya, bahkan menjadikannya sebagai khalilullah [QS An Nisaa’: 125].

Cinta disini bukan cinta yang penuh kepalsuan, emosi apalagi birahi, namun cinta laksana mutiara yang memancarkan cintanya pada Rabb seluruh jagat raya ini, mengaliri denyut nadi, helaan nafas serta aliran butir darah untuk tunduk dan patuh pada titah-Nya. Cinta ini mestinya menempati prioritas utama pada diri seorang muslim, yakni cinta kepada Allah SWT, Rasul dan jihad di jalan-Nya. Inilah cinta hakiki!

Dari nenek moyang kita dulu, sampe’ sekarang, buanyak buanget manusia-manusia yang telah jatuh cinta, namun apakah cinta mereka dan kita adalah cinta hakiki sebagaimana cinta mereka yang disebut ‘manusia langit?’

Adakah cinta kita adalah cinta seorang Sumayah binti Khayyath, yang siap menjadi syahidah pertama dalam sejarah Islam demi mempertahankan akidah yang dicintainya. Ataukah Ali bin Abi Thalib r.a. yang rela ‘pasang badan’ menggantikan Rasulullah SAW di tempat tidurnya sewaktu beliau keluar untuk hijrah, padahal beliau tahu maut telah didepan mata siap mengancam jiwanya? Atau pun Abu Bakar Shiddiq r.a. yang tak kalah ikhlas tangan dan kakinya dipatuk binatang berbisa saat berdua dengan seseorang yang dicintainya? Ia tak ingin tubuh orang yang dicintai dan dikasihinya tersentuh sedikitpun oleh binatang-binatang yang berbisa itu.

Mereka hanyalah sedikit contoh dari orang-orang yang jatuh cinta dengan cinta yang sebenarnya. Sebuah cinta sejati, cinta hakiki yang mengharapkan ridho Illahi Rabbi.

Nah…sekarang milih yang mana, seorang Arjuna yang grasak-grusuk mencari cinta, atau seorang Ibrahim a.s., Sumayah binti Khayyath, Ali bin Abi Thalib r.a. atau pun Abu Bakar Shiddiq r.a. yang mencari cinta sejati?

Ya akhi wa ukhti,
Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang selalu mendambakan cinta, keridhoan kepada-Nya ya, insya Allah, aamin allahumma aamiin.

Kutahu pasti cinta-Mu dalam dan murni
Namun mengapa sulit untukku mendapatkan cinta dari-Mu
Hidupku ini terasa hampa dan sunyi
Tanpa belaian kasih sayang-Mu
Cintailah hamba-Mu ini Ya Allah …

Allah …
Leraikanlah segala beban di dunia ini
Hanya pada-Mu yang kuharap hanya cinta ikhlas-Mu Merasuk ke dalam kalbu Allah dengarkanlah hamba-Mu

Allah …
Dengarkanlah bisikan suara hatiku
Hapuskan noda dan dosa di kalbu
Hanya pada-Mu Agar aku dapat menggapai cinta-Mu

Cintaku pada-Mu ya Allah
Ya Allah

Ku bersujud kepada-Mu Mengharapkan cinta suci-Mu (Snada: Cinta Ilahi)

Buktikan Cinta Kamu…!!!

Bertepuk sebelah tangan saja tidak akan berbunyi. Cinta kepada yang tidak mencintai, akan menyebabkan seseorang itu kecewa dan merana. Itulah lumrahnya apabila cinta kepada manusia. Sebaliknya cinta kepada Allah, Robb yang Maha Pencinta atau ‘Al Waduud‘ itu, cinta kita pasti akan berbalas. Bahkan ia diberi penghargaan dan disambut dengan baik.

Cinta Allah yang Maha Pencinta tidak memilih siapa, rupa, gaya dan bagaimana keadaannya. CintaNya boleh direbut oleh sesiapa saja, asalkan rajin berusaha untuknya. Cinta yang tidak pernah luput walau sesaat malahan terus berkekalan. Berbeda dengan manusia yang hanya cinta pada yang disukai dan diminati. Cintanya pula bermusim dan tidak kekal. Sewaktu disenangi dicintai, ketika bosan atau benci tidak lagi dicintai malah ditinggalkan.

Cinta manusia juga terbatas dan ada kepentingan. Isteri mencintai suami karena suami tempatnya bergantung. Ibu mencintai anak karena anak itulah penghiburnya di kala sunyi. kawan menyayangi kawan karena dapat berbagi rasa, senang dan susahnya hidup. Pengikut sayangkan ketua karena ketua menjadi tempat berlindung…

Namun Allah yang Maha Pencipta mencintai hamba-hambaNya tanpa ada kepentingan apa-apa. Allah hanya melebihkan kecintaanNya kepada orang-orang yang mencintaiNya, sebagai ganjaran buat hambaNya itu. Allah akan murka kepada orang yang mengingkariNya, yang sombong dan terang-terangan tidak mau langsung mencintaiNya.

Cinta Seindah Yang Diucap. Semua orang boleh mengaku dan berikrar bahwa dia mencintai Allah. Tapi tindak-tanduknya dapat mencerminkan apakah dia benar-benar mencintaiNya. Dan Allah sendiri lebih tahu siapakah diantara hamba-hambaNya yang benar-benar mencintaiNya. Orang yang benar-benar mencintai Allah sanggup berbuat apa saja karenaNya. kalau terhadap orang yang dikasihi, teman dan lain-lain diberikan perhatian dan tumpuan, sanggup berkorban apa saja, sudah pasti terhadap Allah lebih dari segalanya. Sanggup bersusah payah bangun malam untuk bertemu dan berintraksi dengan kecintaannya. Sedang orang lain bersenang-sanang bergaul bebas dengan kekasih hati, dia bermujahadah (melawan kehendak nafsu) menolak ajakan kekasihnya kerana mengutamakan larangan Allah SWT yang kasihNya lebih utama.

Tanda Cinta seseorang itu mencintai Allah ialah : Dia beriman kepada Allah, bertaqwa, berkorban untukNya dengan melakukan kebajikan, sabar, bertaubat, membantu menegakkan Ad-Dien ini (Al Islam), melakukan ibadah yang fardhu dan rajin mengerjakan ibadah-ibadah sunnah. Dia berkasih sayang dengan sesama manusia dan saling bersilaturrahim karena Allah, dengan menjaga batas-batasnya (muhrim ato sebaliknya), saling memberi karena Allah demi keredhoanNya. Tidak karena yang lain. Allah melimpahkan kecintaanNya dan menempatkan orang-orang yang dicintaiNya itu pada kedudukan yang tinggi dan mulia di Akhirat.

Allah isyatiharkan (mengabarkan) cintaNya di dalam Al-Quran kepada orang yang sungguh-sungguh beribadah, berbuat kebaikan dan berakhlak mulia. Diantaranya Allah berfirman:

  1. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar.” ( Q.S: Ali Imran, Ayat:146.)
  2. “Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ( Q. S: Ali-Imran, Ayat: 134 )
  3. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” ( Q.S: Al-Baqarah, Ayat: 222 )

Sangat beruntung orang yang mencintai, cinta kepada Allah karena mendapat perhatian, cinta serta kasih sayangNya. Istimewanya orang yang cinta kepada Allah dan mendapat balasan cintaNya, seluruh isi langit dan bumi akan turut mencintainya, dia menjadi kekasih Allah manakala orang yang mencintainya turut mendapat kecintaan daripada Allah pula. Orang yang mendapat kecintaan Allah hidup bahagia dan tenang ketika di dunia, lebih-lebih di Akhirat Allah akan berikan kebahagian yang abadi. Begitulah istimewanya orang yang cinta kepada Rabb yang Maha Pencinta itu. Kita pasti tidak mau gagal dalam mencintai. Agar cinta kita berbalas, cintailah RabbNya, Rabb yang Maha Pencinta itu dengan curahan cinta agung. Pasti akan mendapat balasan cinta yang istimewa dariNya. Tidak usah jauh-jauh di Akhirat, di dunia, terasa di hati balasan cintaNya.

Pepatah arab mengatakan : Cintailah sesuatu itu sekedarnya saja. siapa tau ia akan menjadi sesuatu yang paling kamu benci. Bencilah sesuatu itu sekedarnya saja. biapa tau ia akan menjadi sesuatu yang paling kamu cintai pada suatu ketika.”

Wallahua’lam…