Syariat Islam Pilihanku

Rasul kita tecinta, Muhammad SAW., bersabda :

’Tali perisai Islam akan terlepas satu persatu. Ketika satu tali terlepas, orang-orang akan menahan tali-tali lain yang tersisa. Tali yang pertama kali lepas adalah Syariat dan yang terakhir adalah shalat.” (Musnad Imam Ahmad).

Pada tanggal 3 Mei1924 tali perisai kekuasaan (Khilafah) telah dirusak oleh si murtad Mustafa Kamal. Musuh Islam ini dibarengi dengan penghapusan sistem politik Islam (yang dikenal sebagai Kaisar Ottoman) terutama rezim Inggris. Hari itu adalah hari malapetaka yang besar ketika cahaya Islam dipadamkan dan penerapannya dihapus dari kehidupan kita, meninggalkan ummat ini lemah dan tak berdaya melawan serangan gencar kaum kuffar. Ia adalah hari dimana umat Muslim kehilangan perlindungannya yang darinya ia bertahan, melindungi, dan menyebarkan Dienullah (Islam). Ia adalah hari dimana kekuasaan berada di tangan manusia,sebuah hari yang merubah seluruh dunia ke dalam kegelapan Darul Kufur, dimana UU buatan manusia saat ini (Demokrasi, Kapitalisme,Sekularisme, Nasionalisme, dll) di-idolakan.

Saat ini beban kerja untuk menegakkan khilafah dan menerapkan syariat berada di atas pundak (leher) seluruh muslim. Ia adalah wajib (Fardu) yang paling tinggi yang membutuhkan upaya dan pengorbana yang totalitas.Jika kita mengabaikan kewajiban kolektif ini, maka kita akan mendapatkan kemarahan dan murka dari Allah SWT.

Muhammad SAW., dan para shahabatnya telah mendapat kehormatan yang mulia dengan penegakan Negara Islam pertama dengan tanpa pertumpahan darah sedikitpun. Saat ini kita memiliki hak istimewa dengan mengikuti jejaknya dan beramal untuk kebenaran dan kemuliaan hal ini.

Nabi dan Rasul Allah SWT yang terakhir dan penutup bersabda :

”Tidak dihalalkan bagi kaum muslimin tidak memiliki pemimpin (Khalifah) selama 3 hari. 

Para ulamaul Haq (ulama-ulama  Islam non-pemerintah yang jujur) semuanya sepakat bahwa kata ‘Imam’ di dalam hadits ini merujuk kepada pemimpin seluruh kaum Muslimin, yakni Amirul Mukminin. Sejarah menceritakan bahwa kita sudah tidak punya pemimpin selama lebih dari 80 tahun dan peristiwa ini seiring dengan tangisan-tangisan ummat kita yang telah lenyap tak terjawab di seluruh dunia seperti Afghanistan, Bosnia, Burma, Chechnya, Eritria, Irak, Kashmir, Kosova, Palestina, Filipina, Somalia dll.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat 728H) menjelaskan betapa pentingnya bersatu di bawah satu kepemimpinan dengan mengatakan :

’Enam puluh tahun diatur oleh pemimpin yang kejam (khalifah yang sah) adalah lebih baik daripada satu malam tanpa Imam’.(Minhaj v.2 hal.146).     

Lebih jauh, tabi’in terkenal Abdul Hamid ibnu Yahya menggambarkan Khilafah sebagai mahkota dari seluruh kewajiban dan merupakan permatanya. Beliau menasehati Khalifah dengan berkata :

”Wahai Amirul Mukminin, jadilah penghubung Khilafah dan untuk menjaganya adalah merupakan tugas mulia . Ia adalah basis kekuatan yang melindungi bibit-bibit Islam dalam sarangnya dan Dien ini tidak lagi berarti tanpanya”.        

Semua hukum-hukum kufur perlu dibasmi dan diganti dengan hukum-hukum Allah SWT., dengan segera. Kita diperintah untuk menerapkan Islam di seluruh aspek kehidupan kita dan membawanya ke seluruh dunia melalui Jihad, sehingga mungkin kita berhasli dalam hidup ini di bawah kekuasaan Darul Islam dan di akhirat berada di Jannah, Insya Allah. 

Muhammad SAW., bersabda :

 ”Allah menunjukkan kepadaku dari ujung timur hingga ujung barat (yakni seluruh dunia), dan aku melihat kekuasaan ummatku telah mencapai keduanya”. (Musnad Ahmad)         

Muhammad SAW., bersabda :

 ” Sungguh, Dien ini akan mencapai tempat dimana saja siang dan malam  bisa mencapainya dan Allah SWT., tidak akan meniggalkan sebuah rumah baik di kota maupun di desa kecuali ia akan membiarkan Dien ini memasukinya baik dengan memeluknya secara suka rela maupun dengan memaksakan hukumnya dengan kehinaan (pemeluknya)…”(HR. Ahmad).

2 komentar untuk “Syariat Islam Pilihanku”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top